Kamis, 23 September 2010

BENARKAH MENANTI WAKTU BERBUKA PUASA DENGAN NGABUBURIT????????

Ramadhan merupakan bulan suci yang kedatangannya sangat dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh belahan dunia. Perintah untuk berpuasa di bulan ramadhan terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 183. Diantara keutamaan bulan Ramadhan diantaranya, terdapat malam kemuliaan di dalamnya. Dimana kemuliaan tersebut lebih baik dibandingkan seribu bulan lihat (QS. Al-Qadar: 1-5), malam diturunkannya Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah: 185), bulan dihapuskannya dosa (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dimana hikmah yang dapat diperoleh dari menjalan puasa dibulan Ramadhan ini salah satunya adalah melatih manusia untuk sabar dalam menjalani hidup.
Kedatangan bulan Ramadhan ini tentunya disambut oleh umat muslim dengan berbagai ekspresi wajah. Ada yang menyambut kedatangan bulan suci ramdhan dengan ceria, ada yang menyambut kedatangan bulan suci ini dengan biasa-biasa saja sama dengan bulan yang lainnya, dan sebaliknya ada juga yang menyambutnya dengan hati yang sedih dan khawatir terhadap perekonomian keluarganya. Hal ini tentunya banyak di alami oleh sebagian umat muslim yang kondisi perekonomiannya berada pada level perekonomian menengah ke bawah. Contohnya saja pemilik rumah-rumah makan yang hanya mengandalkan penghasilan dari usahanya tersebut guna mencukupi kehidupan keluarganya.
Selama dalam bulan suci Ramadhan ini, tentunya banyak hal yang dilakukan oleh seluruh umat muslim tanpa terkecuali guna memperbanyak amal ibadah. Baik itu laki-laki ataupun perempuan, tua ataupun muda. Mulai dari aktivitas di rumah hingga aktivitas di masjid. Seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an atau tadarusan, berzikir, melakukan sholat tarawih, memperbanyak sedekah, memberi makan bagi orang-orang yang menjalankan puasa dan masih banyak lagi amalan lainnya.
Ketika menjalankan ibadah puasa, kita diperintahkan untuk menahan diri dari hal-hal yang dapat mengurangi amal pahala yang kita peroleh dan bahkan dari hal-hal yang dapat membatalkan. Selama dalam menjalankan ibadah puasa di siang harinya, kita bukan hanya menahan diri dari makan minum dan merokok. Akan tetapi, kita harus mempuasakan seluruh anggota badan kita. Seperti, menjaga pendengaran kita dari hal-hal yang tidak baik, menjaga mata kita dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa, menjaga mulut kita dari perkataan-perkataan yang keji, menggunjing dan lain-lain.
Hal ini tentunya dapat menimbulkan pertanyaan bagi kita semua mengenai kebiasaan yang sering kita lakukan saat menunggu waktu menjelang berbuka puasa. Seperti jalan-jalan sore atau yang lebih populer di telinga kita dengan istilah “Ngabuburit”.
Aktivitas jalan-jalan sore atau ngabuburit ini memang bisa membuat kita lupa akan rasa lapar, rasa haus dan dahaga, bahkan lupa akan waktu. Apalagi jalan bersama-sama dengan teman-teman dan bahkan ada yang jalan dengan sang pacar. Mulai dari ujung desa ataupun kota bahkan sampai ke ujungnya lagi. Sepanjang dalam perjalanan ngbuburit ini, tentunya banyak hal yang dapat kita lihat dan kita temui. Seperti, banyak orang yang berlainan jenis kelamin dan bukan muhrim berpelukan, aurat wanita yang terbuka bebas dan lain-lain. Dalam hal ini, kita tentu harus menjaga pandangan kita untuk melihat hal-hal yang dapat membatalkan ibadah puasa yang kita lakukan.
Contohnya saja, di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Di sepanjang jalan baik yang terdapat di kota ataupun di desa. Aktivitas ini tentunya telah membuat sebagian umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan merasa terganggu. Pemandangan-pemandangan seperti ini bisa membuat kita terlena, sehingga tidak terasa waktu berbuka puasa pun tiba. Ada yang berbuka puasa di warung-warung makan yang terdapat di sekitar pinggir jalan, ada juga sebagian pulang menjelang waktu berbuka puasa tiba.
Mengapa semua itu bisa terjadi? Hal ini dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu sebab-sebab personal (individu) dan sebab-sebab sistemik. Orang-orang khususnya kaum muda yang melakukan aktivitas jalan-jalan sore (ngabuburit) ini tentunya bisa disebabkan karena memperturutkan hawa nafsu mereka sendiri yang menyebabkan hilangnya rasa malu. Jadilah mereka berpelukan disepanjang jalan bagi mereka yang pacaran. Bisa juga mereka tidak cukup kuat bertahan dari ajakan sang pacar atau teman-temannya.
Sebab yang lebih mengerikan dan lebih besar adalah sebab sistemik. Maksudnya, semua ini terjadi akibat diterapkannya sistem kapitalis sekuler (kapsek) di tengah-tengah masyarakat kita oleh negara. Di dalam idiologi kapsek itu ada sebuah paham yang bernama liberalisme dan permisifisme, paham yang mengajarkan pergaulan bebas. Sadar atau tidak sadar, generasi muda kita pada saat ini telah mengamalkan idiologi tersebut, sehingga pergaulan mereka menjadi kacau. Di dalam idiologi kapsek ini juga terdapat paham hedonisme, yaitu paham yang menekankan bahwa yang penting hidup itu enak, yang penting senang. Maka, wajar saja jika berpelukan dan mengumbar aurat secara bebas. Karena hal demikian bisa membuat pelakunya senang, enak dan mendapat perhatian orang banyak.
Inilah dampak dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler (kapsek) dalam sistem kehidupan bernegara. Sistem kapsek ini telah melahirkan kehidupan umat manusia terutama kaum muda yang bebas tanpa batas. Termasuk kebebasan mengumbar aurat di mana-mana, tanpa mengenal tempat dan lagi berada dengan siapa. Kondisi seperti ini tentunya akan semakin parah selama Negara kesatuan republik Indonesia khususnya masih menerapkan idiologi setan ini. Satu-satu solusinya adalah Indonesia harus segera kembali ke kehidupan yang sebenarnya kehidupan. Yaitu, kehidupan berdasarkan Islam dibawah naungan Khilafah Islamiyah.
Lantas, benarkah dengan rutinitas ngabuburit yang selama ini telah kita lakukan? apa yang harus kita lakukan selama menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramdhan terutama pada saat menunggu tibanya waktu berbuka puasa? Rutinitas ngabuburit yang selama ini telah kita lakukan tentunya salah. Karena aktivitas ini mendekatkan kita kepada hal-hal yang dapat mengurangi amal ibadah puasa yang sedang kita jalankan dan bahkan dapat membatalkan ibadah puasa tersebut. Selama kita menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan ini, lebih baik memperbanyak berdiam diri dan memperbanyak melakukan amal ibadah baik yang wajib maupun yang sunah dari pada memperbanyak keluar rumah dengan tujuan yang tidak jelas. Apa lagi hanya untuk jalan-jalan sore atau ngbuburit.

Tidak ada komentar: