Selasa, 04 November 2008

MAKALAH PANGAN DAN GIZI
DAMPAK HARGA SAWIT TERJUN BEBAS TERHADAP MUTU GIZI MASYARAKAT BANGKA BELITUNG








DISUSUN OLEH
NOPI HANDARA
2010711027
S1 PERTANIAN



FAKULTAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN BIOLOGI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2008
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan minyak nabati dan lemak dunia terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan domestik bruto. Minyak kelapa sawit merupakan komoditas yang mempunyai nilai strategis karena merupakan bahan baku utama pembuatan minyak makanan. Sementara, minyak makanan merupakan salah satu dari 9 kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan minyak makan di dalam dan di luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa.
Lemahnya perekonomian dunia pada saat ini memberikan dampak yang sangat besar disegala sektor. Baik di sektor pertanian, perikanan, industri ataupun disektor transportasi serta masih banyak sektor-sektor lain yang mengalami keterpurukan sebagai akibat dari krisis global yang melanda dunia terutama para petani kelapa sawit yang ada di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jerit tangis para petani terdengar dimana-mana. Mereka sangat membutuhkan uluran tangan dan orang-orang yang mampu menjadi pahlawan, orang yang bisa mengangkat kembali perekonomian mereka.
Kelapa sawit merupakan salah satu perkebunan di Bangka Belitung yang memiliki masa depan cukup cerah. Akan tetapi, harga kelapa sawit sekarang ini sangat memprihatinkan. Dimana sebelumnya harga sawit mencapai Rp. 1.400 per kilogram, akan tetapi sekarang harga kelapa sawit hanya Rp. 500-Rp. 600 per kilogram.
Menurunnya haraga kelapa sawit dunia telah melemahkan penghasilan para petani di kepulauan Bangka Belitung. Hal ini memberikan dampak melemahnya daya beli masyarakat itu sendiri terhadap kebutuhan sandang, papan dan pangan.







II. TINJAUAN PUSTAKA
Kelepa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan di Indonesia yang memiliki masa depan yang cukup cerah. Prospek pasaran dunia untuk kelapa sawit dan produk-produknya cukup bagus. Karena itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar-besaran dengan pola perkebunan besar, pola kebun inti, pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR), pola Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA). Sistem perkebunan ini dapat ditangani oleh perkebunan Negara, perkebunan swasta, serta masyarakat baik secara mandiri maupun bermitra dengan perusahaan perkebunan.
Selain minyak, ada beberapa hasil sampingan dari produksi kelapa sawit, diantaranya bungkil inti kelapa sawit (palm kernel chips), arang tempurung (charcoar) dan pupuk abu (ash). Dari komoditas kelapa sawit dapat dikembangkan down stream industry yang beraneka ragam, baik untuk produk pangan maupun untuk produk nonpangan.
KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT
A. Kedalaman Lahan
a. Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1000 meter di atas permukaan laut. Namun, pertumbuhan tanaman dan produktivitas optimal akan lebih baik jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter di atas permukaan laut.
b. Topografi
Kelapa sawit sebaiknya ditanaman di lahan yang memiliki kemiringan lereng 0-120 atau 21%
c. Drainase
Draenase yang jelek bisa menghambat kelancaran penyerapan unsur hara dan proses nitrifikasi akan terganggu, sehingga tanaman akan kekurangan unsur Nitrogen (N). Draenase yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang baik.

d. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh diberbagai jenis tanah, seperti tanah podsolid, latosol, hidromorfi kelabu, regosol, andosol dan alluvial. Kelapa sawit juga dapat tumbuh di tanah gambut, dengan satu sarat gambutnya tidak lebih 1 meter dan sudah tua (saphrik). Dalam budi daya kelapa sawit, perlu diperhatikan sifat tanahnya. Adapun sifat tanah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah yang perlu diperhatikan adalah seperti kedalaman tanah, tekstur, dan struktur tanah yang merupakan faktor penting yang mendukung pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik ditanah yang bertekstur lempung berpasir, tanah liat berat, dan tanah gambut yang memiliki ketebalan tanah lebih dari 75 cm dan bertekstur kuat.

Tabel 1. Sifat fisik tanah untuk tanaman kelapa sawit
Sifat Tanah
Baik
Sedang
Kurang
Lereng (derajat)
<> 23
Kedalaman tanah (cm)
> 75
3,75 – 75
<> 75
3,75 – 75
<> 6,5


B. Keadaan Iklim
Keadaan iklim sangat mempengaruhi proses fisiologi tanaman, seperti proses asimilasi, pembentukan bunga, dan pembuahan. Sinar matahari dan hujan dapat menstimulasi pembentukan bunga kelapa sawit. Curah hujan ideal untuk kelapa sawit adalah 2000-2500 mm per tahun dan tersebar merata disepanjang tahun. Jumlah penyinaran rata-rata sebaiknya tidak kurang 6 jam per hari. Temperatur sebaiknya 22-23 0C. Sedangkan keadaan angin tidak terlalu berpengaruh, karena kelapa sawit lebih tahan terhadap angin dibandingkan dengan tanaman lainnya.




Tabel 3. Parameter iklim untuk kesesuaian tanaman kelapa sawit
Parameter Iklim
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Kelas 4

Baik
Sedang
Kurang Baik
Tidak Baik
Curah Hujan (mm/th)
2000 – 2500
1800 – 2000
1500 – 1800
<> 400
Hari Tanpa Hujan
<> 80
80
60m - 80
<> 40
Air tanah (cm)
> 80
60 - 80
50 - 60
40 - 50
pH
5 – 6
4,5 - 5
4 - 4,5 atau 6,5 - 7
<> 7
Curah hujan (mm)
2000 - 2500
1800 - 2000
1500 - 1800
<> 400
Temperatur (0C)
22 - 26
22 - 26
22 - 26
22 - 26
Penyinaran (jam)
6
6
6
<> 3











III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan data yang saya kutip dari harian BANGKA POS pada tanggal 14 Oktober 2008 NOMOR 136 TAHUN X yang lalu, Jumlah ekspor tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh PT Stelindo Wahan Perkasa, PT Sawindo Kencana, PT Kencana Agro Jaya, PT Bumi Permai Lestari, PT Teluk Bayur Bulk Terminal, PT Sahabat Mewah Makmur adalah:
Komoditas
Bulan
Volume (kg)
Nilai (USD)
CPO
Juni
6. 166,08
3.379.322,25

Juli
3.200,14
3.494.590,00

Agustus
2.670.000,00
2.261.880,00

September
3.749.509,00
3.211.250,00
Sumber Data-Data: DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN PEMPROV BABEL (14)



B. Pembahasan
Berdasarkan dari hasil data yang saya kutip dari Bangka Pos terbitan hari Selasa, 14 Oktober 2008, dapat saya bahas sebagai berikut:
1. Dampak Turunnya Harga Kelepa Sawit Dari Sisi Biaya Pemeliharaan Perkebunanan Kelapa Sawit.
Menurunnya harga kelapa sawit yang sangat drastis ini memberikan dampak langsung terhadap biaya pemeliharaan. Ini dapat dilihat mahalnya biaya perawatan perkebunan kelapa sawit itu sendiri, diantaranya biaya pembelian pupuk, biaya pembelian herbisida dan insektisida, biaya pemanenan, serta biaya-biaya yang tak terduga lainnya.
Semua hal di atas dapat kita lihat secara langsung dampaknya bagi para petani. Sebagaimana yang dikatakan Hali Salim seorang petani kelapa sawit dari Koba yang berhasil dikutip oleh Bangka Pos, Senin, (13/10) siang, mengatakan, turunnya harga TBS tersebut sejak bulan puasa lalu. “Harga tersebut sudah turun pada awal bulan puasa, turunnya hampir dua ratus persen. Mungkin juga pengaruh dari krisis ekonomi global. Kondisi ini tentunya sangat tidak menguntungkan para petani,” kata Hali.
Turunnya harga TBS tersebut, kata Hali menyebabkan para petani rugi karena karena biaya pemeliharaan yang tidak seimbang. Kondisi ini diperparah dengan langka dan mahalnya harga pupuk, sehingga para petani benar-benar susah,” ujar Hali.

2. Dampak Turunnya Harga Kelapa Kelapa Sawit Di Tinjau Dari Sisi Kebutuhan Pangan Dan Gizi.
Kondisi perekonomian masyarakat Bangka Belitung pada saat ini sangat memperihatinkan. Beberapa bulan yang lalu, pemerintah telah menaikkan harga BBM. Hal ini sangat membuat masyarakat Bangka Belitung resah dan kesulitan karena mahalnya harga BBM tersebut. Bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan oleh pemerintah untuk meringankan beban penderitaan masyarakat tidak mampu meringankan penderitaan masyarakat. Ini diperparah dengan turunnya harga salah komoditas andalan masyarakat Bangka Belitung, yaitu turunnya harga kelapa sawit yangterjadi sejak beberapa bulan yang lalu.
Sebagaimana yang kita ketahui saat ini, semua kebutuhan pokok sehari-hari sangat menyulitkan para petani. Mulai dari harganya yang sangat mahal, yang tidak sesuai dengan pandapatan sehari-hari para petani serta persediaannya yang sangat terbatas. Tentu saja hal ini akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap persediaan pangan yang dibutuhkan oleh para masyarakat pada umumnya serta kondisi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh kita pada khususnya.
3. Dampak Turunnya Harga Kelapa Sawit Bagi Perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Melemahnya harga jual kelapa sawit pada saat ini, merupakan dampak dari pasar Dunia yang juga lesu akibat gejolak ekonomi di negara-negara Eropa dan Amerika. Akibat dari melemahnya harga kelapa sawit dunia, memberikan dampak secara langsung bagi para petani, terutama petani di provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Banyak petani yang mengeluhkan karena murahnya harga kelapa sawit, hal ini membuat petani enggan dan bermalas-malasan untuk memetik buah kelapa sawit mereka. Banyak petani mengatakan, jangankan untuk membeli kebutuhan yang lain, untuk membayar upah manen (memutik) aja tidak cukup.
Hal ini, tentu saja akan berdampak terhadap perekonomian Bangka Belitung, baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Karena turunnya harga kelapa sawit, menyebabkan pendapatan daerah provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga ikut melemah. Banyak perusahaan-perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
“Untuk mengatasi krisis yang berkepanjangan, pemerintah provinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap mengacu pada apa yang telah diinstruksikan oleh pemerintah pusat melalui program revitalisasi perkebunan. Selain itu, beberapa petugas penyuluh lapangan (PPL) telah disebar ke seluruh daerah agar mampu memberikan sosialisasi cara bertani yang baik dan benar dalam rangka meningkatkan mutu dan kualitas produksi kelapa sawit di Bangka Belitung,” ujar Zamdani yang berhasil dikutip oleh Bangka Pos pada beberapa waktu yang lalu.


DAFTAR PUSTAKA


Pahan Iyung, Agribisnis Kelapa Sawit, Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Jakarta: Penebar Swadaya, 2006)
Sunarko, Kelapa Sawit Komoditas Yang Prospektif, Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit (Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 2007)
Pahan Iyung, Kelapa Sawit Tanaman Multiguna, Panduan Lengkap Kelapa Sawit (Jakarta: Penebar Swadaya, 2006)
Sunarko, Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit, Petunjuk Praktis Budi Daya dan Pengolahan Kelapa Sawit (Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 2007)
http://bangkapos.com/, Harga Sawit Terjun Bebas, Bangka Pos Selasa 14 Oktober 2008 Nomor 136 Tahun X (BABEL: Bangka Pos, 2008)